Mengetahui tanda-tanda infeksi setelah khitan adalah pengetahuan esensial bagi setiap orang tua yang mendampingi putranya dalam masa pemulihan. Meskipun khitan modern merupakan salah satu prosedur bedah minor yang paling aman dengan tingkat komplikasi yang sangat rendah, risiko infeksi tetap ada, walau kecil. Kecemasan orang tua sering kali memuncak pada fase ini, terutama saat melihat perubahan pada luka sunat anak. Namun, kepanikan yang tidak perlu dapat dihindari dengan memiliki pemahaman yang benar tentang apa yang normal dan apa yang merupakan sinyal bahaya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas dan tenang, membantu Anda mengidentifikasi gejala infeksi secara dini serta langkah-langkah yang harus diambil untuk menanganinya dengan cepat dan tepat.
Sebelum membahas tanda-tanda infeksi, sangat penting untuk memahami seperti apa proses penyembuhan yang normal agar tidak salah menginterpretasi. Dalam 2-3 hari pertama setelah khitan, adalah wajar jika area di sekitar bekas sayatan terlihat sedikit kemerahan dan bengkak. Ini adalah bagian dari respons peradangan alami tubuh. Anda mungkin juga akan melihat lapisan tipis berwarna kuning atau keputihan yang menempel pada kepala penis. Ini bukanlah nanah, melainkan fibrin, yaitu jaringan protein yang dibentuk tubuh untuk memulai proses penyembuhan. Selain itu, sedikit rembesan cairan bening atau agak kemerahan juga bisa dianggap normal. Selama rasa nyeri dapat dikendalikan dengan obat yang diresepkan dokter dan kondisi luka membaik dari hari ke hari, maka Anda tidak perlu khawatir.
Tanda peringatan pertama yang harus diwaspadai adalah kemerahan dan pembengkakan yang tidak membaik atau justru memburuk setelah hari ketiga. Jika warna merah pada kulit meluas hingga ke batang penis atau area kantung buah zakar, dan pembengkakan menjadi semakin parah hingga membuat bentuk penis terlihat tidak normal, ini bisa menjadi indikasi adanya infeksi yang sedang menyebar. Perhatikan perkembangannya; penyembuhan normal seharusnya menunjukkan pengurangan bengkak dan kemerahan secara bertahap, bukan sebaliknya.
Tanda infeksi yang paling jelas dan tidak bisa salah diartikan adalah keluarnya nanah dari area luka. Penting untuk bisa membedakan nanah dengan lapisan fibrin yang telah disebutkan sebelumnya. Nanah biasanya berupa cairan kental, keruh, berwarna kekuningan atau kehijauan, dan sering kali disertai dengan bau yang tidak sedap. Jika Anda membersihkan luka dan melihat cairan seperti ini keluar, terutama jika disertai dengan gejala lain, dapat dipastikan telah terjadi infeksi bakteri pada luka. Ini adalah sinyal bahwa pertahanan tubuh tidak mampu mengatasi kuman di area tersebut dan memerlukan intervensi medis.
Gejala sistemik seperti demam juga merupakan indikator kuat adanya infeksi. Peningkatan suhu tubuh ringan pada 24 jam pertama mungkin masih bisa dianggap sebagai reaksi normal tubuh terhadap prosedur. Namun, jika anak mengalami demam (suhu di atas 38°C) yang muncul pada hari kedua atau ketiga pasca-khitan dan tidak kunjung turun, ini menandakan bahwa infeksi tidak lagi hanya bersifat lokal di area luka, tetapi sudah mulai memengaruhi seluruh tubuh. Demam adalah cara tubuh memberitahu bahwa sistem imun sedang berperang melawan infeksi yang lebih serius.
Perhatikan juga tingkat nyeri yang dirasakan anak dan kemampuannya untuk buang air kecil. Rasa tidak nyaman adalah wajar, tetapi jika anak mengeluhkan rasa sakit yang hebat, berdenyut, dan tidak mereda meskipun sudah diberi obat pereda nyeri, ini adalah tanda yang tidak boleh diabaikan. Selain itu, jika pembengkakan yang parah menyebabkan anak kesulitan atau menangis kesakitan saat buang air kecil, atau bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali, ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada saluran kemih.
Jika Anda mengidentifikasi satu atau lebih tanda-tanda di atas, langkah pertama adalah jangan panik, tetapi segera bertindak. Jangan mencoba mengobati sendiri dengan memberikan salep antibiotik tanpa resep atau ramuan tradisional yang justru bisa memperburuk kondisi. Langkah yang paling tepat adalah segera hubungi dokter atau klinik tempat anak dikhitan. Jelaskan gejala yang Anda amati secara detail. Jika gejala sangat berat seperti demam tinggi, nyeri hebat, atau anak terlihat sangat lemas, jangan ragu untuk segera membawa anak ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit terdekat. Banyak rumah sakit besar, seperti Siloam Hospitals, memiliki panduan mengenai kapan seseorang harus segera mencari pertolongan darurat, dan infeksi yang memburuk adalah salah satunya.
Pada akhirnya, pencegahan tetaplah yang terbaik. Risiko infeksi dapat diminimalkan dengan memilih klinik yang terjamin sterilitasnya dan dengan mengikuti semua instruksi perawatan pasca-khitan dari dokter secara disiplin, terutama dalam hal menjaga kebersihan luka. Namun, jika infeksi tetap terjadi, mengenali gejalanya sejak dini adalah kunci untuk penanganan yang sukses dan pemulihan yang cepat. Dengan pengetahuan ini, Anda menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan dan keselamatan putra Anda. Selalu ingat, saat ragu, konsultasi medis adalah jalan terbaik, karena itulah cara yang paling aman dalam mengenali tanda-tanda infeksi setelah khitan.