Khitan untuk anak gemuk sering kali menjadi sumber kekhawatiran dan keraguan bagi banyak orang tua. Pertanyaan seperti “Apakah aman?”, “Metode apa yang cocok?”, atau “Haruskah ditunda sampai anak kurus?” adalah hal yang sangat wajar. Kekhawatiran ini muncul karena adanya tantangan medis yang unik pada anak dengan berat badan berlebih, yaitu kondisi yang sering disebut sebagai buried penis atau penis tenggelam. Kondisi ini terjadi ketika batang penis tertutup atau “tenggelam” oleh tumpukan lemak di area pubis (area di atas kelamin). Namun, menunda khitan justru bisa menimbulkan masalah baru. Untungnya, dengan kemajuan teknologi medis dan pemahaman yang lebih baik, kini tersedia berbagai solusi dan metode yang aman dan efektif. Artikel ini akan membahas secara tuntas tantangan yang ada, risiko jika menunda, serta pilihan metode paling aman untuk memastikan prosedur khitan pada putra Anda berjalan lancar.
Penting untuk memahami terlebih dahulu mengapa khitan pada anak gemuk memerlukan perhatian khusus. Adanya tumpukan lemak suprapubik membuat batang penis tidak terekspos dengan baik. Hal ini menyulitkan operator untuk menentukan secara akurat seberapa banyak kulup (kulit preputium) yang harus dibuang. Jika kulup yang dibuang terlalu sedikit, maka hasil khitan menjadi tidak sempurna dan seolah-olah seperti belum dikhitan. Sebaliknya, jika kulup yang dibuang terlalu banyak, dapat menyebabkan ketegangan pada kulit saat ereksi di kemudian hari, rasa nyeri, bahkan hasil kosmetik yang kurang baik. Selain itu, penis yang cenderung “masuk” kembali ke dalam timbunan lemak setelah prosedur dapat membuat proses penyembuhan menjadi lebih lembap dan berisiko.
Meskipun ada tantangan, menunda khitan pada anak gemuk justru sangat tidak dianjurkan. Kondisi penis yang tenggelam menciptakan lingkungan yang hangat dan lembap di bawah kulup, yang menjadi tempat ideal bagi bakteri dan kotoran (smegma) untuk berkembang biak. Hal ini secara signifikan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi pada kepala penis (balanitis), peradangan pada kulup (postitis), hingga infeksi saluran kemih. Dalam beberapa kasus, dapat juga terjadi fimosis, yaitu kondisi di mana kulup menjadi lengket dan tidak bisa ditarik ke belakang. Oleh karena itu, melakukan khitan pada anak gemuk bukan hanya soal tradisi, tetapi merupakan langkah preventif yang penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ vitalnya.
Lalu, metode apa yang paling aman? Metode konvensional (dengan pisau bedah dan jahitan) sebenarnya masih bisa dilakukan, namun hanya oleh dokter bedah yang sangat berpengalaman. Dokter tersebut harus memiliki keahlian khusus untuk melakukan fiksasi atau penjahitan di pangkal penis agar kulit tidak kembali menutupi kepala penis setelah prosedur. Namun, bagi operator yang kurang berpengalaman, metode ini memiliki risiko hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, banyak praktisi kini beralih ke metode yang lebih modern dan dirancang untuk mengatasi tantangan ini secara lebih efektif.
Salah satu solusi modern yang sering digunakan adalah metode klem atau clamp. Alat seperti Smart Klamp dapat diaplikasikan dengan baik jika operator mampu menekan tumpukan lemak suprapubik secara adekuat untuk memasang tabung dan klem dengan ukuran yang pas. Keuntungan metode ini adalah prosesnya yang cepat dan minim pendarahan. Tabung pelindung pada alat klem juga membantu menjaga kepala penis tetap terekspos selama beberapa hari pertama masa penyembuhan, yang sangat membantu dalam kasus penis tenggelam.
Namun, metode yang saat ini dianggap sebagai salah satu pilihan terbaik dan paling aman untuk khitan anak gemuk adalah metode stapler. Desain alat khitan stapler memiliki keunggulan inheren untuk kasus ini. Bagian “lonceng” atau bell pada alat stapler berfungsi untuk melindungi kepala penis sekaligus meregangkan kulup secara merata. Ini memungkinkan operator untuk mendapatkan ukuran potong yang sangat presisi meskipun sebagian batang penis tertutup lemak. Proses pemotongan dan penutupan luka yang terjadi secara bersamaan menggunakan cincin silikon juga memberikan hasil yang sangat rapi dan simetris, serta mengurangi risiko luka “tenggelam” kembali ke dalam lipatan lemak.
Pada akhirnya, kunci utama keberhasilan khitan pada anak gemuk bukanlah semata-mata pada alat atau metode yang digunakan, melainkan pada keahlian, pengalaman, dan jam terbang operator yang melakukannya. Prosedur ini memerlukan pemahaman anatomi yang mendalam dan keterampilan khusus. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mencari dokter, idealnya dokter spesialis bedah anak, yang terdaftar dalam asosiasi profesi resmi seperti Persatuan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (PERBANI). Dokter yang berpengalaman akan mampu menilai kondisi anak Anda dan merekomendasikan metode yang paling sesuai.
Perawatan pasca-khitan untuk anak gemuk juga memerlukan perhatian ekstra. Dokter biasanya akan mengajarkan teknik “retraksi rutin”, yaitu menekan lembut tumpukan lemak di pangkal penis setiap kali mengganti popok atau saat mandi. Tujuannya adalah untuk menjaga agar kepala penis tetap terlihat dan tidak kembali “tenggelam”, sehingga proses penyembuhan berjalan baik dan mencegah perlengketan kulit. Mengikuti instruksi perawatan ini dengan disiplin sama pentingnya dengan memilih metode dan dokter yang tepat.
Kesimpulannya, jangan biarkan kondisi berat badan anak menjadi penghalang untuk memberikan manfaat kesehatan dari khitan. Meskipun memiliki tantangan tersendiri, kini tersedia solusi medis yang canggih dan aman. Metode modern seperti stapler dan klem sering kali menjadi pilihan yang lebih unggul, namun faktor penentu yang paling krusial adalah keahlian sang dokter. Lakukan riset Anda, pilih praktisi yang berpengalaman dalam kasus-kasus khusus, dan diskusikan semua kekhawatiran Anda. Dengan demikian, Anda bisa memastikan prosedur khitan untuk anak gemuk berjalan dengan aman dan memberikan hasil yang optimal.