Mengenal Beberapa Metode Khitan, Lebih Baik Mana untuk Anak?
Saat ini terdapat beberapa metode khitan yang ditawarkan oleh klinik khitan di Indonesia. Metode-metode khitan yang ada telah terbukti memiliki masing-masing keunggulannya.
Sebelum menyunat anak, orang tua biasanya akan mencari tahu terlebih dahulu metode khitan atau metode sunat apa yang aman untuk anak. Menurut laman resmi Rumah Sunat dr. Mahdian, ada beberapa metode sunat yang dipraktikan di Indonesia, seperti:
-
Sunat konvensional
Sebelum melakukan sunat, pembiusan akan dilakukan terlebih dahulu. Metode konvensional ini dilakukan dengan mengiris kulup melingkar hingga terlepas menggunakan gunting atau pisau bedah. Setelah itu, kulit yang terkelupas akan dijahit.
Biaya sunat dengan metode ini memang tergolong lebih murah. Meski begitu, prosedurnya sendiri memakan waktu yang cukup lama sekitar 30 sampai dengan 40 menit. Setelah diperban, anak tidak boleh mandi selama beberapa waktu dan proses penyembuhan relatif lebih lama.
-
Sunat electric cauter atau laser
Metode khitan electric cauter sering juga disebut sebagai sunat laser. Meski begitu, sebenarnya metode ini menggunakan alat seperti pistol yang dialiri listrik bukan sinar merah seperti laser. Saat listrik mengalir, ujung pistol yang terbuat dari logam akan panas dan memerah. Ketika itulah alat digunakan untuk menggunting ujung kulit penis tanpa berdarah karena panas yang langsung membekukannya. Namun, metode sunat laser juga tetap membutuhkan jahitan untuk menyambung kembali kulit penis.
Tapi jika dibandingkan dengan metode sunat konvensional, waktu pemulihan sunat dengan metode laser lebih cepat. Beberapa faktor dikatakan mampu berpengaruh terhadap proses penyembuhan diantaranya, vaskularisasi, status gizi, riwayat merokok, usia, obesitas, penyakit diabetes, obat-obatan dan infeksi. Proses pengerjaannya pun memakan waktu lebih sebentar yaitu sekitar 10-20 menit.
Jenis sunat klamp ini biasanya menggunakan alat yang beragam, seperti smart klamp , alisklamp , dan tara klamp yang dibedakan berdasarkan bentuk penjepit. Cara kerja ketiga alat itu sama, kepala penis di dalam tabung, kulupnya dijepit, lalu baru dibuang.
Walau harganya relatif lebih mahal, proses sunat dengan menggunakan metode ini memakan waktu yang lebih singkat, yaitu sekitar 7 – 10 menit. Alat sunat klamp memang masih akan menempel selama 4-6 hari, tergantung pada kekebalan penis. Tapi, setelah disunat anak bisa langsung beraktivitas dan menggunakan celana.
Lantas, dari ketiga metode di atas, manakah yang lebih baik untuk anak?
dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.Bs., dokter spesialis bedah syaraf serta pemilik Rumah Sunat dr. Mahdian, merekomendasikan penggunaan metode klamp untuk sunat anak. Selain prosesnya yang lebih mudah dan cepat, metode khitan klamp juga lebih punya banyak keunggulan dibanding metode konvensional dan laser.
Keunggulan metode klamp seperti perdarahan minimal, tanpa jahitan, proses penyembuhan luka yang relatif lebih cepat serta higienis dan aman.
“Karena tidak perlu dijahit, secara estetis hasil (sunatnya) juga lebih bagus,” jelas dr. Mahdian.
Bahkan, dr. Mahdian menambahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan metode klamp sebagai metode sunat yang aman, salah satunya di negara-negara di Afrika.
“WHO merekomendasikan klamp. Dari sisi aktivitas, sehabis sunat bisa langsung berkegiatan. Setelah disunat, anak sudah bisa langsung pakai celana dan besoknya sudah bisa langsung beraktivitas seperti biasa,” jelasnya.
Studi yang dilakukan pada tahun 2010 terhadap 7.500 anak yang disunat menggunakan Ali’s clamp menemukan bahwa komplikasi total dengan teknik klamp hanya sebanyak 2 persen. Ini jauh lebih rendah dibanding komplikasi pada teknik sirkumsisi konvensional yang mencapai 10,4 persen.
Untuk lebih meyakinkan, Anda bisa berkonsultasi dulu dengan dokter ahli tentang kondisi anak sebelum menentukan metode khitan atau metode sunat yang akan dipilih.
Sumber artikel : https://kumparan.com/kumparanmom/mengenal-3-metode-sunat-lebih-baik-mana-untuk-anak-1rKanyFdIoA/full
1 Comment